Matakuliah Teknik Digital II
MENDETEKSI
GERAKAN DENGAN SENSOR PIR (PASSIVE
INFRARED RECEIVER) DI ARDUINO UNO
O
L
E
H
NAMA : RITA DEBY
NIM : 4123240029
KELAS : FISIKA NONDIK 2012
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat kasih dan
karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Mendeteksi Gerakan Dengan Sensor PIR di Arduino
Uno” ini dengan baik.
Tidak lupa juga
penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen matakuliah Teknik Digital II
yang telah memberikan tugas kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi kami berharap
semoga makalah ini bisa berguna dan membantu pembaca untuk mengetahui bagaimana
sensor PIR ini bekerja dengan menggunakan Arduino Uno tersebut.
Oleh karena
itu, kami akan terbuka menerima kritik dan saran yang bersifat membangun yang
disampaikan oleh pembaca demi kesuksesan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat.
Medan, Mei 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 2
BAB II URAIAN MATERI
2.1
Sensor Gerak............................................................................................ 3
2.2
Arduino.................................................................................................... 3
2.3
Bentuk Fisik Arduino.............................................................................. 5
2.4
LED (Light Emitting Diode).................................................................... 7
2.5
Sensor PIR (Passive Infrared Receiver)................................................... 8
2.6
Bagian-Bagian Sensor
PIR...................................................................... 10
2.7
Cara Kerja Pembacaan
Sensor PIR.......................................................... 13
2.8
Jarak Pancar Sensor
PIR.......................................................................... 13
2.9
Mendeteksi Gerakan
Dengan Sensor PIR di Arduino............................ 14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 15
3.2 Saran........................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Sensor gerak merupakan sensor yang dapat mendeteksi
gerakan yang terjadi disekitar sensor. Sensor biasa digunakan untuk mendeteksi
suatu benda atau berbagai kegunaan yang lain. Salah satu jenis sensor adalah
PIR (Passive Infrared Receiver), sensor ini merupakan sensor berbasis
infrared namun tidak sama dengan IR LED dan fototransistor. Perbedaan dengan IR
LED adalah sensor PIR tidak memancarkan apapun, namun sensor ini merespon
energi dari pancaran infrared pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang
terdeteksi olehnya. Salah satu benda yag memiliki pancaran infrared pasif
adalah tubuh manusia. Energi panas yang dipancarkan oleh benda dengan suhu
diatas nol mutlak akan dapat ditangkap oleh Sensor tersebut.
PIR (Passive Infrared) adalah
merupakan sebuah sensor yang biasa digunakan untuk mendeteksi keberadaan
manusia. Aplikasi ini biasa digunakan untuk system alarm pada rumah-rumah atau
perkantoran. Proses kerja sensor ini dilakukan dengan mendeteksi adanya radiasi
panas suhu tubuh manusia yang diubah menjadi tegangan.
PIR (Passive Infrared) adalah
sebuah sensor yang menangkap pancaran sinyal infra merah yang dikeluarkan oleh
tubuh manusia. Sensor PIR (Passive Infrared) dapat merespon perubahan
perubahan pancaran sinyal infra merah yang dipancarkan oleh tubuh manusia,
pancaran sinyal infra merah ditubuh manusia dengan panjang gelombang 9,4 Ī¼ m.
Sensor PIR (Passive Infrared) terbuat dari bahan kristal yang akan
menimbulkan beban listrik ketika terkena panas dan pancaran sinyal infra merah.
Perubahan intensitas pancaran dari sinyal infra merah juga menyebabkan
perubahan beban listrik pada sensor. Elemen-elemen pada sensor juga sensitif
terhadap penyinaran yang melebihi lebar jangkauan, sehingga ditambahkan filter
pada kemasan TO5 untuk membatasi pancaran tubuh manusia.
1.2
Tujuan
1. Mengetahui
sensor gerak dan cara kerjanya
2. Mengetahui
arduino, bentuk fisik, serta spesifikasi dari arduino tersebut.
3. Mengetahui
dan memahami sensor PIR yang berbasiskan inframerah serta bagian-bagiannya.
4. Mengetahui
bagaimana cara sensor PIR mendeteksi gerak.
5. Mengetahui
cara pembacaan dan jarak pancar dari sensor PIR tersebut.
6. Mengetahui
rangkaian dan jenis alat yang menggunakan sensor PIR dengan Arduino.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sensor
Gerak
Sensor gerak merupakan sensor yang dapat mendeteksi
gerakan yang terjadi disekitar sensor. Sensor gerak memiliki bentuk yang kecil,
membutuhkan daya listrik yang rendah, dan mudah dalam pengaplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sensor gerak dibuat dari sebuah pyroelectric sensor
yang memiliki kristal pada tengahnya yang berfungsi untuk mendeteksi tingkat
radiasi dari infrared. Sensor gerak ini memiliki 2 bagian yang sensitif
terhadap radiasi infrared. Ketika suatu gerakan melewati sensor, bagian
pertama akan menghasilkan tingkat radiasi infrared yang lebih tinggi
dibandingkan bagian kedua, sehingga sensor akan menghasilkan positif
diferensial.
Kemudian ketika gerakan tersebut akan meninggalkan
sensor, bagian pertama akan menghasilkan tingkat radiasi infrared yang
lebih rendah daripada bagian kedua, sehingga sensor akan menghasilkan negatif
diferensial. Ketika sensor menghadapi positif dan negatif diferensial, sensor
akan mendeteksinya sebagai sebuah gerakan dan akan memberikan sinyal HIGH.
Namun jika tidak terjadi gerakan atau dalam kondisi idle, sensor akan
menghasilkan sinyal LOW.
Gambar 1. Cara Kerja Sensor Gerak
2.2
Arduino
Arduino adalah physical computing atau single-board
microcontroller yang bersifat open source. Arduino dirancang untuk
memudahkan penggunaan elektromekanik dalam berbagai kegiatan. Microcontroller
yang digunakan pada Arduino berjenis atmel AVR dengan berbagai jenis
lainnya. Software Arduino dapat dijalankan pada sistem operasi Windows,
Macintosh OSx dan Linux.
Arduino adalah
sebuah mikrokontroler single-board yang bersifat open-source.
Hardware mikrokontroler Arduino
diprogram dengan menggunakan bahasa pemrograman wiring-based yang
berbasiskan syntax dan library. Pemrograman wiring-based ini
tidak berbeda dengan C/C++, tetapi dengan beberapa penyederhanaan dan
modifikasi. Untuk memudahkan dalam pengembangan aplikasinya, mikrokontroler
Arduino juga menggunakan Integerated Development Environment (IDE) berbasis processing.
Mikrokontroler Arduino dapat dipasangkan dengan
bermacam-macam sensor dan aktuator lainnya. Adapun sensor dan aktuator yang
dapat dipasangkan pada Arduino seperti sensor gerak, ultrasonik, panas, suara,
Ethernet Shield, LED Display dan yang lainnya. Dengan adanya sensor dan aktuator
ini membuat mikrokontroler Arduino dapat berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya. Penggunaan sensor maupun aktuator disesuaikan dengan kebutuhan dan
tujuannya
Untuk bagian fisik dari Arduino mempunyai beberapa jenis,
antara lain Arduino USB, Arduino Serial, Arduino Mega, Arduino
FIO, Arduino LILYPAD, Arduino Bluetooth, Arduino Nano dan Arduino
Mini. Board Arduino yang sering digunakan adalah jenis USB.
Arduino USB mempunyai beberapa jenis, yaitu UNO, Duemilanove, Diecimila, Nouva
Generazion, Extreme dan USB V.2. Dari beberapa jenis Arduino USB
tersebut, Arduino UNO adalah jenis terbaru dari keseluruhan jenisnya. Papan
atau Board dari Arduino UNO sebagai salah satu jenis board Arduino
USB ditunjukan pada gambar 2
Gambar 2. Arduino UNO
Pada
board arduino yang dapat dilihat pada gambar 6 terdapat beberapa pin
masukan, dimana pin tersebut dibagi menjadi dua masukan yaitu masukan digital
dan masukan analog. Kelebihan dari Arduino sendiri ada pada bahasa
pemprogramannya. Bahasa pemprograman yang dimiliki Arduino mirip dengan bahasa
C pada ATMEGA, namun berbeda karena memiliki library programing language-nya
sendiri. Processing adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk
menulis program di dalam Arduino. Dari tingkatannya, processing adalah
bahasa pemrograman tingkat tinggi yang pada penggunaannya mempunyai struktur
mirip dengan C++ maupun Java, sehingga perancang atau pengguna dapat
dengan mudah beradaptasi dengan bahasa pemrograman Arduino jika sudah terbiasa
dengan bahasa C++ maupun Java.
Jika
pada ATMEGA, setelah selesai menuliskan script program harus dilanjutkan
dengan meng-upload-nya pada perangkat hardware agar program dapat
masuk kedalam perangkat sedangkan pada Arduino, di dalam microcontroller-nya
sudah terdapat boot loader dimana penggunaannya sebagai penghubung
antara microcontroller dengan software compiler Arduino yang
membuat script program.
2.3
Bentuk
Fisik Arduino
Komponen
utama di dalam papan Arduino adalah sebuah microcontroller 8 bit dengan
merk ATmega yang dibuat oleh perusahan Atmel Corporation. Berbagai papan
Arduino menggunakan tipe ATmega yang berbeda-beda tergantung dari
spesifikasinya, sebagai contoh Arduino UNO yang menggunakan ATmega328 sedangkan
Arduino Mega2560 yang lebih canggih menggunakan ATmega2560. Arduino UNO adalah
generasi terakhir setelah Duemilanove dan dari sisi spesifikasi juga memiliki
kelebihan dari segi memori dimana untuk microcontroller yang digunakan
untuk flash adalah sebesar 32 Kb dengan ATmega328.
Secara
umum Arduino terdiri dari dua bagian yaitu software yang terdiri dari
IDE yang digunakan untuk menulis program, driver untuk koneksi dengan
komputer, dan library untuk pengembangan program serta hardware yang
terdiri dari board input / output (I/O) dan lebih dikenal dengan
bentuk fisik Arduino. Untuk memberikan gambaran mengenai apa saja yang terdapat
di dalam sebuah microcontroller pada Arduino UNO, pada gambar 7
diperlihatkan contoh diagram blok sederhana dari microcontroller ATmega328
yang terdapat pada Arduino UNO.
Gambar 3. Blok Diagram Arduino Uno
Arduino Uno adalah salah satu kit mikrokontroler yang berbasis pada ATmega328. Modul ini
sudah dilengkapi dengan berbagai hal yang dibutuhkan untuk mendukung
mikrokontroler untuk bekerja, hanya sambungkan ke power suply atau sambungkan
melalui kabel USB ke PCmu Arduino Uno ini sudah siap sedia. Arduino Uno ini
memilki 14 pin digital input/output, 6 analog input, sebuah resonator keramik
16MHz, koneksi USB, colokan power input, ICSP header, dan sebuah tombol reset.
·
Mikrokontroler ATmega328
·
Catu Daya 5V
·
Teganan Input (rekomendasi) 7-12V
·
Teganan Input (batasan) 6-20V
·
Pin I/O Digital 14 (of which 6 provide PWM output)
·
Pin Input Analog 6
·
Arus DC per Pin I/O 40 mA
·
Arus DC per Pin I/O untuk PIN 3.3V 50 mA
·
Flash Memory 32 KB (ATmega328) dimana 0.5 KB digunakan oleh
bootloader
·
SRAM 2 KB (ATmega328)
·
EEPROM 1 KB (ATmega328)
·
Clock Speed 16 MHz
2.4
LED
(Light Emitting Diode)
Gambar 4. LED (Light Emitting Diode)
Gambar
4. adalah bentuk fisik dari LED. LED atau singkatan dari Light Emitting
Diode adalah salah satu komponen elektronik yang tidak asing lagi di
kehidupan manusia saat ini. LED saat ini sudah banyak dipakai, seperti untuk
penggunaan lampu permainan anak-anak, untuk rambu-rambu lalu lintas, lampu
indikator peralatan elektronik hingga ke industri, untuk lampu emergency,
untuk televisi, komputer, pengeras suara (speaker), harddisk
eksternal, proyektor, LCD, dan berbagai perangkat elektronik lainnya
sebagai indikator bahwa sistem sedang berada dalam proses kerja, dan biasanya
berwarna merah atau kuning. LED ini banyak digunakan karena komsumsi daya yang
dibutuhkan tidak terlalu besar dan beragam warna yang ada dapat memperjelas
bentuk atau huruf yang akan ditampilkan. dan banyak lagi Pada dasarnya LED itu
merupakan komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda
yang mampu memencarkan cahaya.
LED
merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan
dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang
sambungan P-N. Untuk mendapatkna emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang
pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping
yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula. Keunggulannya antara
lain konsumsi listrik rendah, tersedia dalam berbagai warna, murah dan umur
panjang. Keunggulannya ini membuat LED digunakan secara luas sebagai lampu
indikator pada peralatan elektronik. Namun LED punya kelemahan, yaitu
intensitas cahaya (Lumen) yang dihasilkannya termasuk kecil. Kelemahan
ini membatasi LED untuk digunakan sebagai lampu penerangan. Namun beberapa
tahun belakangan LED mulai dilirik untuk keperluan penerangan, terutama untuk
rumah-rumah di kawasan terpencil yang menggunakan listrik dari energi
terbarukan (tenaga surya, tenaga angin, hydropower, arus air, proses
biologi dan panas bumi). Alasannya sederhana, konsumsi listrik LED yang kecil
sesuai dengan kemampuan sistem pembangkit energi terbarukan yang juga kecil.
2.5
Sensor
PIR (Passive Infrared Receiver)
PIR (Passive Infrared
Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan inframerah. Sensor
ini berfungsi mendeteksi adanya pergerakan manusia dari perubahan pancaran
gelombang inframerah dari tubuh manusia. Ketika manusia bergerak maka pancaran
gelombangnya akan berubah, perubahan nilai ini akan menyebabkan sensor PIR
aktif dan mengirimkan sinyal output.
Sensor
ini biasanya digunakan dalam perancangan detektor gerakan berbasis PIR. Karena
semua benda memancarkan energi radiasi, sebuah gerakan akan terdeteksi ketika
sumber infra merah dengan suhu tertentu (misal: manusia) melewati sumber infra
merah yang lain dengan suhu yang berbeda (misal: dinding), maka sensor akan
membandingkan pancaran infra merah yang diterima setiap satuan waktu, sehingga
jika ada pergerakan maka akan terjadi perubahan pembacaan pada sensor.
Akan tetapi, tidak seperti
sensor inframerah kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR
tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya ‘passive’,
sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang
dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bias dideteksi
oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.
Sensor PIR ini
bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar
inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol
mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat
celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.
Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric
sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic
sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate
menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik, Hal ini
dikarenakan pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi
panas. Prosesnya hamper sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
Mengapa sensor PIR hanya
bereaksi pada tubuh manusia saja? Hal ini disebabkan karena adanya IR Filter
yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul
sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara
8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh
manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat
dideteksi oleh sensor.
Jadi, ketika seseorang
berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif
yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari
lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi
menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar
inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada
menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga
menghasilkan output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi
diam, maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh
tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi
panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan
disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan
menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang
bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon
dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan besaran yang
berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator
menghasilkan output.
Jadi sensor PIR tidak akan
menghasilkan output apabila sensor ini dihadapkan dengan benda panas yang tidak
memiliki panjang gelombang inframerah antara 8 sampai 14 mikrometer dan benda
yang diam seperti sinar lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas,
pantulan objek benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas.
Gambar 5. Sensor PIR
2.6
Bagian-Bagian Sensor PIR
Sensor PIR terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Fresnel Lens
Lensa Fresnel pertama kali digunakan pada tahun 1980an.
Digunakan sebagai lensa yang memfokuskan sinar pada lampu mercusuar. Penggunaan
paling luas pada lensa Fresnel adalah pada lampu depan mobil, di mana mereka
membiarkan berkas parallel secara kasar dari pemantul parabola dibentuk untuk
memenuhi persyaratan pola sorotan utama. Namun kini, lensa Fresnel pada mobil
telah ditiadakan diganti dengan lensa plain polikarbonat. Lensa Fresnel juga
berguna dalam pembuatan film, tidak hanya karena kemampuannya untuk memfokuskan
sinar terang, tetapi juga karena intensitas cahaya yang relative konstan
diseluruh lebar berkas cahaya.
2.
IR Filter
IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang
gelombang sinar infrared pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang
gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10
mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor. Sehingga Sensor PIR hanya
bereaksi pada tubuh manusia saja.
3. Pyroelectric sensor
Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32
derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada
lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric
sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic
sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium
tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus
listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas.
Material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya
energy panas yang dibawa oleh infrared pasif tersebut. Prosesnya hampir sama
seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar
cell.
4.
Amplifier
Sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus yang masuk
pada material pyroelectric.
5.
Comparator
Seterlah dikuatkan oleh amplifier kemudian arus dibandingkan
oleh comparator sehingga mengahasilkan output.
Gambar 6. Blok
Diagram Sensor PIR
Beberapa contoh produk yang menggunakan sensor PIR
1.
Bel pintu dan alarm. Otomatis berbunyi bila ada orang yang
lewat
3. Video Recorder. Otomatis akan merekam
selama waktu tertentu saat ada orang lewat
2.7
Cara
Kerja Pembacaan Sensor PIR
Pancaran infra merah masuk melalui
lensa Fresnel dan mengenai sensor pyroelektrik, karena sinar infra merah
mengandung energi panas maka sensor pyroelektrik akan menghasilkan arus
listrik. Sensor pyroelektrik terbuat dari bahan galium nitrida (GaN), cesium
nitrat (CsNo3) dan litium tantalate (LiTaO3). Arus listrik inilah
yang akan menimbulkan tegangan dan dibaca secara analog oleh sensor. Kemudian
sinyal ini akan dikuatkan oleh penguat dan dibandingkan oleh komparator dengan
tegangan referensi tertentu (keluaran berupa sinyal 1-bit). Jadi sensor PIR
hanya akan mengeluarkan logika 0 dan 1, 0 saat sensor tidak mendeteksi adanya
pancaran infra merah dan 1 saat sensor mendeteksi infra merah. Sensor PIR
didesain dan dirancang hanya mendeteksi pancaran infra merah dengan panjang
gelombang 8-14 mikrometer. Diluar panjang gelombang tersebut sensor tidak akan
mendeteksinya. Untuk manusia sendiri memiliki suhu badan yang dapat
menghasilkan pancaran infra merah dengan panjang gelombang antara 9-10
mikrometer (nilai standar 9,4 mikrometer), panjang gelombang tersebut dapat
terdeteksi oleh sensor PIR. (Secara umum sensor PIR memang dirancang untuk
mendeteksi manusia).
2.8
Jarak
Pancar Sensor PIR
Sensor PIR memiliki jangkauan jarak
yang bervariasi, tergantung karakteristik sensor. Proses penginderaan sensor
PIR dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada umumnya sensor PIR memiliki
jangkauan pembacaan efektif hingga 5 meter, dan sensor ini sangat efektif
digunakan sebagai human detector.
2.9
Mendeteksi
Gerakan Dengan Sensor PIR di Arduino
PIR sensor adalah Pyroelectric (atau
Passive) Infrared sensor, PIR sensor dapat mendeteksi gerakan menggunakan
sensor inframerah. PIR terkadang juga disebut dengan sebutan PID (Passive
Infrared Detector). PIR sensor biasanya digunakan untuk alarm anti maling,
dimana sensor diletakkan di tempt-tempat yang mungkin akan dilewati pencuri,
sehingga saat sensor mendeteksi ada gerakan, akan memicu alarm berbunyi. Pada
gambar tersebut, PIR sensor akan dijadikan sebagai detector gerakan, dimana
jika PIR ini mendeteksi gerakan, ia akan mengirimkan data serial berupa teks
dan juga akan menyalakan lampu LED.
Bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat alat ini yaitu:
1. 1
buah Arduino Uno R3
2. 1
buah Breadboard/prototyping board
3. 1
buah lampu LED
4. 1
buah PIR sensor
5. 1
buah resistor 330 ohm
6. Beberapa
jumper male-to-male
Gambar 7. Rangkaian Pendeteksi Gerakan
Dengan Sensor PIR di Arduino
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Sensor gerak merupakan
sensor yang dapat mendeteksi gerakan yang terjadi disekitar sensor. Sensor
gerak dibuat dari sebuah pyroelectric sensor yang memiliki kristal pada
tengahnya yang berfungsi untuk mendeteksi tingkat radiasi dari infrared.
2. Arduino adalah physical
computing atau single-board microcontroller yang bersifat open
source. Arduino dirancang untuk memudahkan penggunaan elektromekanik dalam
berbagai kegiatan.
3. PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor
berbasiskan inframerah. Sensor ini berfungsi
mendeteksi adanya pergerakan manusia dari perubahan pancaran gelombang
inframerah dari tubuh manusia. Ketika manusia bergerak maka pancaran
gelombangnya akan berubah, perubahan nilai ini akan menyebabkan sensor PIR
aktif dan mengirimkan sinyal output.
4. Sensor
PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran
sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol
mutlak.
5. Bagian-bagian dari PIR adalah Fresnel
Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.
6. PIR
sensor biasanya digunakan untuk alarm anti maling, dimana sensor diletakkan di
tempt-tempat yang mungkin akan dilewati pencuri, sehingga saat sensor
mendeteksi ada gerakan, akan memicu alarm berbunyi.
7. Beberapa contoh produk yang menggunakan sensor PIR
yaitu bel pintu dan alarm, lampu penerangan, video recorder.
3.2
Saran
Kami berharap setelah pembahasan
makalah ini akan ada perbaikan atau saran- saran yang berdampak positif untuk
perkembangan pengetahuan setiap pemabaca untuk topik bahasan tentang sensor
gerak PIR berbasis Arduino Uno ini.
DAFTAR PUSTAKA
Pramono, Ade. Aplikasi Pemantauan Lalu Lintas Dengan
Menggunakan Sensor Gerak dan Mikrokontroler Arduino. Surabaya: ITS
Yudhistira, Aldi
Ferdian. 2014. Rancang Bangun Alat Bantu
Parkir Mobil Menggunakan Sensor Jarak Ultrasonik Berbasis Arduino Uno. Purwokerto:
STT Telematika TELKOM
http://bagusrifqyalistia.wordpress.com/2008/12/12/cara-kerja-sensor-pir/
http://Berita
Fajar Cara Kerja Passive Infrared Motion Detector Sensor Gerak (PIR).html
http://ferballcompany.blogspot.com/2012/04/pir-sensor.html
http://www.iseerobot.com/produk-1052-sensor-gerak-pir.html
http://www.musbikhin.com/sensor-pir-kc7783r
Tidak ada komentar:
Posting Komentar